Kamu sedaritadi berjalan mondar-mandir sambil sesaat melirik ke arah jam dinding appartemen mu.
"Sudah jam berapa sekarang? Dia belum pulang juga!" katamu merasa khawatir.
Karena kamu menunggunya sangat lama, kamu terdtidur di sofa ruang tengah.
setelah lama tertidur, tepat tengah malam kamu terbangun. terdengar suara pintu appartemen yang terbuka. "Apa Kris sudah pulang?" tanyamu dalam hati. Kamu menghampiri pintu appartemenmu. terlihat seorang lelaki berjalan sempoyongan ke arahmu. wajahnya penuh dengang luka memar dan darah di tepi bibirnya. "Ughh.." rintihnya sakit.
Kamu menghampirinya.
"Kau.. tidak apa-apa?" tanyamu, tanpa sengaja kamu menyentuh lengan Kris yang terluka. Kris mulai merintih kesakitan lagi.
"maaf aku tidak tahu kris. tapi, lenganmu berdarah? apa yang terjadi?" tanyamu.
Kris hanya terdiam.
"Akan ku obati lukamu." katamu.
"tidak perlu. aku bisa mengobatinya sendiri.." katanya lirih.
Kris berjalan menuju kamar. Kamu merasa Kris mengabaikanmu.
"Apa yang terjadi?" tanyamu dalam hati.
Kamu melihat Kris yang memasuki kamar. Kamu pun menyusulnya ke kamar.
Lalu aku berjalan ke kamar. Kamu membuka sedikit pintu dan membuat cela agar kamu bisa melihat apa yang dilakukan Kris. Kamu melihat Kris terbaing dia atas ranjang sambil memejamkan matanya. "dia.. kurasa dia tidak ingin di ganggu" pikirku. Akupun menutup pintunya kembali dengan perlahan. belum sampai aku menutupnya rapat, tiba-tiba Kris berbicara padaku. "Mau kemana? cepat masuk!" perintahnya, sambil tetap memejamkan matanya.
"duduk di sampingku.." pintanya.
kamu hanya mengangguk lalu menuruti permintaan kekasihmu itu.
Kamu duduk tepat di samping Kris.
Kamu melihat Kris yang tersenyum padamu.
"Kris.. kau terluka! kau tidak ingin ceitakan padaku apa yang terjadi? kumohon kriss..." katamu memohon. tanpa sadar air matamu mengalir. 'aku benar-benar mengkhawatirkanmu kris..." kataku lagi sambil terisak-isak.
Tiba-tiba saja Kris memelukmu dari belakang. sangat erat. sudah lama kamu merindukan ini. rindu kehangatannya.
"Maaf telah membuatmu khawatir. Maaf telah mengabaikanmu. Maaf kan aku~" katanya terasa tulus. suaranya yang lembut terdengar jelas di telingamu.
"Sekarang itu tidak penting! kau terluka Kris!!" kataku terisak.
Kris melepas pelukannya darimu. dia membalikan(?) badanmu.
Kris menatapmu. membuatku sangat ingin menangis lebih keras.
Dia memegang kedua pipimu dan mengusap air mata yang mengalir di pipimu. wajahnya tampan sekarang sangat dekat dengan wajahku. semkain mendekat. dan tak lama satu kecupan mendarat di bibirku. chuu~~
-THE END-